Islam itu Indah.Islam itu lembut.Islam itu Pemaaf. Islam itu Pelindung. Islam itu Damai. Islam Penuh Kasih pada Sesama.Islam itu Toleran. Namun Islam itu Kehormatan, maka Jangan Usik Kehormatan Islam

Sedekah Bumi/Laut

Ritual tahunan yang bernama sedekah bumi/laut ataupun ruwatan masih kental hidup di lingkungan mayarakat pedalaman dan masyarakat pesisir. Sedekah bumi/laut dinyatakan sebagai tanda syukur atas hasil dari bumi (pertanian dan perikanan) yang telah dimanfaatkan bagi umat manusia. Sedekah bumi adalah warisan budaya nenek moyang dan dengan alasan melestarikan budaya nenek moyang, maka ritual tahunan sedekah bumi tidak pernah lenyap oleh keramaian jaman. Ritual ini adalah warisan leluhur.

Upacara sedekah laut dipimpin oleh tokoh setempat yang mengetahui betul seluk beluk ritual sedekah laut. Acara dibuka dengan dengan do'a (?), kemudian makan bersama selanjutnya adalah acara larungan (sedekah laut )yakni melarung (menghanyutkan) sesaji yang berupa makanan yang dibawa perahu kecil (jenis cukrik) atau ditempatkan pada sebuah perahu mini, kemudian dilepaskan di laut bebas

Pada malam harinya adalah pesta rakyat yang sangat meriah dengan menggelar pelbagai acara mulai dari pengajian, pentas musik dangdut atau pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan mengundang dalang-dalang kondang di Jawa. Tentu saja dana yang dikeluarkan tidak sedikit.

Sebagai sebuah budaya (khususnya orang Jawa) tentu saja Islam tidak akan menolak dengan tentu saja tidak menyimpang dari kaidah-kaidah keimanan, tidak berbau syirik dan berlebihan serta bersifat pemborosan. Islam sendiri telah memberikan pengajaran yang baik tentang tatacara bersyukur, berdo'a dan jalan atau cara mendekati Pemilik Rejeki yakni Allah

Bumi dan laut adalah milik Allah. Pusat kekuasaan ada pada Allah. Allah yang menghidupkan bumi sehingga keluarlah pelbagai macam tanaman dan hewan yang bisa dimanfaatkan oleh umat manusia. Allah- jualah yang menebarkan rejeki dengan kapasitas pada masing-masing makhluk ciptaan-Nya yang hanya diketahui oleh Allah saja. Makhluk hanya wajib berupaya dan berdo'a serta bertawwakal kepada-NYA.

Bumi dan laut adalah ladang karunia Allah (rejeki dan ilmu) bagi makhluk ciptaan-Nya. Bumi dan laut adalah tempat hidup bagi manusia, hewan, tumbuhan dan jin. Semua perkara menurut ketentuan Allah. Tidak ada satu kekuatanpun yang mampu mencegah keputusan Allah. Dan Allah sama sekali tidak memerlukan sesajen (sesaji, sajian nasi dan laut pauk )
Ritual larung makanan (sesajen) adalah hal penghamburan. makanan yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk dimakan bagi orang yang tidak mampu justru hanya dibuang di laut. Perbuatan disamping penghamburan juga termasuk perbuatan sia-sia menjadi larangan Rasulullah. Apalagi sesajen itu digunakan untuk sajian dayang/jin penunggu, syiriklah namanya. 

Rejeki itu dari Allah. Allah yang mematikan dan menghidupkan bumi. Allah yang menebarkan rejeki, bukan dayang/jin penunggu. Allah-lah yang menimpakan musibah, bukan dayang/jin karena tidak diberi sesajen. Allah-lah tempat perlindungan kita, bukan dayang penunggu laut.

Umat ini telah banyak diganggu iman dan tauhidnya, sementara ulama sebagai pewaris risalah Nabi nyaris tak bergigi. Suara dan kewibawaannya telah merosot tajam karena telah dijatuhkan oleh musuh-musuhnya. Sungguh, negri ini sangat ironis.

Hiburan

Setelah melakukan semua ritual ruwatan/sedekah bumi/sedekah laut. biasanya pada malam harinya akan disuguhkan pelbagai bentuk hiburan yang berdana besar. Masyarakat setempat benar-benar terhibur dengan adanya ritual sedekah bumi/laut. Malamnya, disuguhi hiburan, bisa pentas musih dangdut (meski tidak semuanya,kadangkala, dengan penampilan yang tidak senonoh dari penyanyinya yang justru sangat ditunggu-tunggu kaum lelakinya), bisa juga ketoprak atau wayang kulit dengan dalang kondang plus pelawaknya.

Saya pernah terheran heran di suatu tempat di pantura (dengan masyarakat nelayan yang mendominasi), selepas 7 hari raya I'dul fitri. diadakan sedekah bumi yang satu desa bisa semalam barengan nanggap musik dangdut 2 grup dengan RT yang berdampingan. Pagelaran musik dangdut ini, di desa tersebut berlangsung hingga 7 hari berturut-turut. Entah berapa ratus juta uang yang keluar hanya untuk hiburan sesaat itu.

Apa Yang Di Al-Qur'an

Ritual2 yang ada sekarang adalah warisan leluhur, yang masyarakat terutama di kawasan pedesaan masih tunduk untuk melestarikannya, meski itu tidak baik bagi agamanya sebagaimana dalam kitab suci Al _Qur'an, Allah telah menyinggungnya.

" atau agar kamu  tidak menyatakan " Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?"  (AL A'RAAF (Tempat tertinggi) ayat 173)

Allah sendiri menganjurkan untuk meneliti adat dari orang-orang terdahulu supaya tidak salah dalam agamanya. Ayat berikutnya adalah bahwa Al Qur'an tidak melarang adat kebiasaan orang terdahulu asalah diteliti dengan benar berdasarkan Al Qur'an dan Hadist.

" lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu"  ( Ash-Shaaffat ayat 70 )


Buku Tamu



Artikel Lain