Islam itu Indah.Islam itu lembut.Islam itu Pemaaf. Islam itu Pelindung. Islam itu Damai. Islam Penuh Kasih pada Sesama.Islam itu Toleran. Namun Islam itu Kehormatan, maka Jangan Usik Kehormatan Islam

Jalannya Rasulullah

Rasulullah ketika berjalan, beliau selalu menundukkan kepalanya, sehingga arah pengliatan beliau selalu ke bawah. Ada makna dari sifat dan sikap beliau ini yang bisa kita pelajari, kita pahami dan mari kita mengamalkan sifat dan perilaku beliau. Dan ketika beliau berjalan, seperti orang yang hendak berlari kecil meski tidak nampak tergesa-gesa. Mari kita perlajari sikap beliau ini.

Tawadhu'

Dalam suatu riwayat pernah diceritakan ada 4 orang yang hendak masuk ke suatu pintu yang di jaga malaikat. Salah seorang maju. Malaikat itupun itupun bertanya :

" Siapa engkau ? " Orang itu menjawab
" Aku adalah Ruhullah", jawabnya. Ternyata beliau adalah Nabi Isa As

Orang keduapun maju. Sama, malaikatpun bertanya dengan pertanyaan yang sama 

"Siapa engkau ? ". Orang kedua menjawab
" Aku adalah Kalimullah ". Jawab Nabi Musa As. Orang ketigapun maju.

" Siapa engkau ? " Orang ketigapun menjawab
" Aku adalah Khalilullah ", Jawab Nabi Ibrahim. Tiba giliran terakhir, malaikatpun bertanya dengan kalimat yang sama. 

" Siapa engkau ? "
" Aku adalah Muhammad bin Abdullah " Jawab Rasulullah lirih dan merendah.

Subhanallah, betapa tawaduknya sikap Rasulullah meski beliau memiliki derajad yang sangat tinggi (dilebihkan oleh Allah, yakni salah satunya adalah bahwa beliau adalah satu-satunya Nabi yang diberi kehormatan Allah mengunjungi Sidratul Muntaha ), tapi beliau tetap merendah. Suatu sikap keteladanan Rasulullah yang sangat luar biasa yang sudah semestinya kita tiru dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari supaya Allah ridhlo terhadap kita.

Sikap tawaduk adalah sikap merendah. Merendah bukan berarti rendah, namun kerendahan hati beliau terdorong oleh kerendahannya di hadapan Allah (Ihsan). Bukan manusia yang dituju oleh Rasulullah, namun hati beliau selalu menyambung Allah. Beliau sangat pemalu dihadapan Allah yang terbukti ketika melakukan mi'raj, manakala Allah menurunkan perintah sholat 5 waktu beliau diminta oleh Nabi Musa supaya kembali lagi  pada Allah untuk meminta keringanan lagi, namun beliau enggan karena malu pada Allah.

Jadi artinya sikap tawaduk adalah sikap merendah di hadapan Allah. Selalu mempercayai bahwa diri kita selalu dalam pengawasan Allah atau kita sadar selalu dhadapan Allah yang Maha Kuasa, Penguasa Alam Semesta (Ihsan) dan sudah sepantasnyalah kita selalu mengambil sikap merendah. Tawaduk juga merendah terhadap segala sesuatu, artinya menghadapi segala sesuatu dengan penuh kelapangan dan selalu ingat pada Allah serta selalu berprasangka baik pada-NYA.

Orang Islam Selalu Giat dan Cekatan

Cara jalan Rasulullah yang agak cepat seperti hendak berlari, namun tidak nampak tergesa-gesa adalah cerminan bagi kita, bagi umat Islam harus selalu sehat, giat, cekatan, penuh semangat. Bukan suatu umat yang pemalas, ngawur, tergesa-gesa, bodoh dan memandang kehidupan dunia ini dengan pendek dan tanpa semangat dan gairah.

Apalagi kehidupan sekarang ini yang memang membutuhkan perjuangan yang sangat keras untuk tetap tegaknya Islam. Islam membutuhkan umat yang cerdas yang selalu bisa mensikapi terhadap dinamika kehidupan dengan cermin dan kacamata Islam.

Orang-orang terdahulu adalah contoh dari semangat juang untuk menegakkan dan mengibarkan Islam. Abu Bakar dan Umar saling berjuang keras untuk mencapai kebaikan dan kebajikan dalam hidupnya. Dua sahabat dengan semangat tinggi dan cerdas dalam setiap kehidupannya. Satu orang meski agak tua, namun semangat untuk membawa umat dalam kebaikan yang bersandar Al Qur'an tidak pernah berhenti meski Abu Bakar sangat berbeda dengan satu sahabatnya Umar bin Khattab, seorang dengan fifik kuat, cerdas dan keras dalam menegakkan hukum Allah




Buku Tamu



Artikel Lain