Islam itu Indah.Islam itu lembut.Islam itu Pemaaf. Islam itu Pelindung. Islam itu Damai. Islam Penuh Kasih pada Sesama.Islam itu Toleran. Namun Islam itu Kehormatan, maka Jangan Usik Kehormatan Islam

Syukur

Syukur adalah kalimat terima kasih pada Allah yang keluar dalam hati atas suatu perkara yang disangkut pautkan dengan diri sendiri yang keluar dengan lisan berupa ucapan hamdalah. Sebagaian terbesar ucapan lisan hanya keluar manakala datang suatu perkara yang menyenangkan dirinya dan bukan sebaliknya, terhadapa perkara-perkara yang tidak mengenakkan dan menyesakkan hati/pikiran.

Pemahaman tanda syukur pada Allah bisa jadi bagi sebagian orang-orang khusus adalah ungkapan kegembiraan atas semua perkara yang menimpanya, meski dalam takaran orang awam itu sebenarnya tidak mengenakkan, namun diterima dengan kegembiraan atas dasar pengetahuannya dalam memaknai akan kehendak Allah.

Artinya, segala sesuatu telah dipahami sebagai bentuk Kemurahan Allah dan Kasih Sayang Allah kepadanya, sehingga dalam memahami semua perkara yang menimpanya adalah semata-mata baik untuk dirinya yang dipilihkan oleh Allah. Prasangka baiknya pada Allah yang mendorong dirinya mampu bersyukur terhadap semua perkara yang menimpanya.

Orang bisa mencapai tataran ahli syukur jika telah melewati pemahaman keimanan dengan baik, tingkat ketaqwaan yang di atas rata-rata orang, melewati jalan kesabaran dan tawwakal dalam menghadapi semua perkara serta telah melewati jalan ikhlas. Dia telah tertempa oleh banyak keadaan yang berkaitan dengan tauhid, taqwa, kesabaran, tawwakal dan ikhlas.

Maka syukur dalam pengertian ini adalah derajad tertinggi, sebab semua peribadatannya dimaknai oleh pikiran dan hatinya sebagai tanda syukur pada Allah. Baik itu peribadatan yang bersangkut paut langsung dengan Allah maupun peribadatan yang ada kaitannya dengan masyarakat/ umat. Kebaikan dan kebajikannya dilaksanakan semata-mata sebagai tanda syukur atas semua kenikmatan yang Allah berikan kepada-NYA. 

Orang yang demikian ingat betul dengan ayat di bawah ini :

" Karena itu, ingatlah kamu kepada-KU niscaya Akau ingat (pula) dan bersyukurlah kepada-KU, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-KU. ( Al Baqarah ayat 152 ".

Ahli syukur tidak pernah mengenal kesedihan, kehinaan, kecemasan, kekuatiran, kefakiran ataupun segala sesuatu yang bersifat kenikmatan duniawi, sebaba semua perkara diserahkan sepenuhnya pada Allah dan kenikmatan yang dirasakannya semata-mata kenikmatan untuk bisa mensyukuri atas semua yang terjadi padanya lantaran Rahman dan Rahim Allah.

Tanda Syukur

Tanda orang yang bisa syukur adalah selama 3 hari tidak pernah mengeluhkan apapun dan pada siapapun sedikitnya 3 hari. Apapun yang menimpanya dan diterimanya dipahami sebagai suatu kehendak yang baik dari Allah kepada-NYA berdasarkan ilmu Allah, bukan ilmunya. Jika bisa menempatkan dalam hati suatu prasangka baik pada Allah, maka itulah cetusan rasa syukur.

Rasa syukur bisa dipahami sebagai sautu titipan segala sesuatu yang berasal dari Allah kepadanya untuk didistribusikan pada yang berhak menerimanya tanpa perhitungan untung-rugi, gengsi dan martabat dengan mengedepankan keinginan untuk mendapatkan ridhlo dan cinta-NYA,

Rasa syukur adalah lautan yang airnya suci dan mensucikan, tidak memandang darimana asal dan apa jenisnya, namun semuanya ditampung dan dinaungi untuk mencapai keberkahan dan ridhlo pada Allah sebab mata hatinya hanya memandang kehendak dan "kehadiran" Allah.


Buku Tamu



Artikel Lain