Islam itu Indah.Islam itu lembut.Islam itu Pemaaf. Islam itu Pelindung. Islam itu Damai. Islam Penuh Kasih pada Sesama.Islam itu Toleran. Namun Islam itu Kehormatan, maka Jangan Usik Kehormatan Islam

Bab Rejeki

Rejeki (harta) adalah salah satu perangkat yang diberikan Allah untuk mendukung kehidupan makhluk ciptaan-Nya. Tidak ada yang lebih banyak kelimpahan rejeki dari Allah yang diberikan makhluk-NYA selain pada manusia. Hanya manusialah yang diberikan kelebihan dalam pembagian rejeki diantara semua makhluk ciptaannya.

Rejeki (harta) pula kadangkala membuat hubungan antar manusia sering menjadi buruk. Jika itu dalam sebuah keluarga, kadangkala kesempitan rejeki membuat hubungan suami dan isteri menjadi tidak harmonis bahkan yang terparah adalah pemicu adanya perceraian antara suami dan isteri.

Padahal sesungguhnya, maksud Allah menurunkan rejeki semata-mata untuk alat pendukung bagi ibadah (takwa , yakni memenuhi semua kewajiban yang harus dilaksanakan pada Allah dan menjauhi semua larangan-NYA dengan sebaik-baiknya ) makhluk-NYA, sebagaimana dalam ayat di bawah :

"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (AL MAA-IDAH (HIDANGAN) ayat 88)

Jika di jabarkan ayat ini adalah sbb :
  1. Bahwa makanan yang masuk ke pencernaan kita haruslah halal dari aspek jenis dan cara mendapatkannya. Semua makanan halal kecuali yang dilarang oleh Allah sebagaimana dalam Al Qur'an (bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah...) yang didapatkan dengan cara-cara baik misalnya pembelian dalam perniagaan/perdagangan yang syah
  2. Bahwa  untuk menunjang ketakwaan pada Allah, kita hanya membutuhkan makanan (dan minuman). Tidak lebih dari itu. Sedangkan kuantitasnya tidak boleh berlebihan. Berlebihan dari suatu riwayat adalah ketika puteri beliau (ibunda) Fatimah Azzahra ditanya berapa kali makan dalam sehari, dia (ibunda Fatimah) menjawab 3 kali. Rasulullahpun bersabda bahwa itu sudah berlebihan.
Rejeki Itu Mendatangi Kita


"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)". (HUUD ayat 6)

Makna ayat ini bisa dijabarkan dan dijelaskan demikian :

  1. Allah telah memberikan jaminan pada semua makhluk ciptaan-NYA bahwa Dia akan memberikan rejeki yang adil yang dibutuhkan oleh makhluk ciptaan-NYA dalam menjalani kehidupan duniawinya. Allah memberikan jaminan bahwa bagian dari rejeki akan sampai pada yang di tuju sesuai dengan ketentuan dan kehendak-NYA. Tidak ada yang luput karena sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan tidak ada yang salah dalam pembagian itu.
  2. Ayat di atas juga menjelaskan bahwa rejeki itu siap dikirim sesuai dengan alamat yang dituju yang bagi kita cukup menyongsong rejeki itu di tempat yang telah ditentukan oleh Allah. Rejeki dari Allah itu yang mendatangi kita dan bukan sebaliknya, kita yang mendatangi rejeki wong kita tidak tahu kapan dan dimana rejeki itu tiba kok. Jadi, kita tinggal terima saja gitu
          











Buku Tamu



Artikel Lain